Senin, 01 Juni 2009

Change We Can Believe In!


Selamat jalan Carlo Ancelotti, pelatih Milan dalam hampir 8 tahun terakhir. Selama gw suka sepakbola khususnya suka AC Milan, gw blom pernah melihat AC Milan tanpa Ancelotti. Ancelotti adalah pelatih yang menurut gw sangat brilian meski tidak semua orang suka kepadanya. Well, seperti yang semua Milanisti ingat, Ancelotti adalah otak utama transformasi posisi Pirlo yang brilian, salah satu pencetus formasi 4-3-2-1 dengan 2 playmaker pertama yang langsung diikuti banyak team pada saat itu (kira-kira musim 2006/2007), dan yang paling penting arsitek permainan cantik AC Milan. Tidak bisa dipungkiri selama AC Milan dibawah Ancelotti, Milan bermain sangat cantik meski tidak memakai pemain sayap (Milan lebih mengandalakan bek sayap untuk serangan dari kedua sisi lapangan), setidaknya sebelum para pemain Milan menua seperti sekarang. Bola-bola pendek dan adanya seorang playmaker brilian (terutama Kaka dan Rui Costa di awal era Ancelotti) ditemani seorang deep-playmaker (terutama Pirlo) membuat permainan Milan menjadi sangat cantik. Ketika Milan menua, Ancelotti merubah taktik favoritnya, 4-3-1-2 menjadi 4-3-2-1 yang membuat lini tengah Milan tetap kuat dan solid yang membuahkan trofi Liga Champion. Ancelotti adalah pelatih yang hampir sempurna di mata gw, seorang sosok yang dihormati anak buahnya dan para Milanisti sejati.

Sayang ada beberapa kelemahan Ancelotti menurut gw. Tanpa bermaksud sok tahu dan sok jago, menurut gw kelemahan pertama adalah Ancelotti terlalu sering memakai Seedorf dalam 2 musim terakhir ini. Seedorf adalah pemain yang bagus tapi keputusan memainkan Seedorf yang sering merusak irama permainan karena permainan lambatnya, adalah keputusan yang kelewat konservatif buat gw. Ancelotti seharusnya lebih berani dengan memainkan Ronaldinho misalnya. Kelemahan kedua adalah Ancelotti seperti tidak mampu menyumbangkan trofi Seri A yang sebetulnya tidak kalah bergengsi dari Liga Champion di mata gw. Hanya 1 gelar Scudetto yang pernah disumbangkannya yaitu Scudetto di musim 2003/2004. Kelemahan Ancelotti lainnya adalah seringnya mengabaikan ajang "kurang penting" seperti Copa Italia dan Piala UEFA demi kebugaran para pemain di ajang yang lebih penting. Sayang sekali karena bagi gw, gelar tetaplah gelar, apapun kejuaraannya.

Ancelotti sebetulnya cukup sial dalam 2 musim terkahir ini. Ancelotti kurang beruntung dalam hal transfer pemain semenjak kepergian Shevchenko. Galliani hanya membeli Ricardo Oliveira ketika itu yang jelas tidak cukup bagus. Untungnya Ancelotti masih bisa menyiasati dengan mengubah formasi Milan sehingga Milan tetap menakutkan. Ancelotti juga kekurangan pasokan bek muda sekaligus terlalu banyak supply playmaker, belum lagi problem cedera yang menggila di AC Milan, terutama musim 2008/2009 ini dimana cedera hampir menimpa semua pemain. Untungnya, Ancelotti mampu menunjukkan kapasitasnya sebagai pelatih bagus dengan membawa Milan berprestasi cukup baik ditengah berbagai masalah. Namun, posisi 3 tentu belum cukup karena Milan selalu ingin menjadi team yang terbaik.

Banyak kalangan yang menilai Ancelotti tidak suka memainkan pemain muda, sebetulnya anggapan ini salah besar. Ancelotti sebetulnya suka memainkan pemain muda seperti Kaka (langsung menggeser Rui Costa di musim pertamanya berkat kepercayaan yang diberikan Ancelotti), Pato atau Gourcuff (ketika Gourcuff baru datang misalnya) karena pemain muda ini sudah mencapai kualitas dan mental "standar" AC Milan. Ancelotti jelas tidak bisa mengambil resiko dengan memainkan pemain asal muda ga jelas. Pemain muda yang berbakat saja tidak cukup, mereka harus memiliki mental yang baik, inilah yang menurut gw menyebabkan pemain seperti Gourcuff akhirnya sulit bersaing di Milan.

Apa momen terbaik Ancelotti buat gw? Tentu saja 3 final Liga Champion yang luar biasa dan Scudetto musim 2003/2004. Musim terbaik Ancelotti bagi gw adalah musim pertama gw menonton AC Milan, yaitu musim 2002/2003 dengan atraksi kegilaan Filippo Inzaghi yang didukung Rui Costa dan Rivaldo yang sering dikritik pada musim itu. Sedangkan musim terburuk Ancelotti bagi gw adalah musim 2008/2009 ini karena gagal di Piala UEFA dan juga musim 2005/2006 yang betul-betul menyedihkan karena gagal memperoleh Scudetto dan Liga Champion di saat-saat menjelang akhir musim meski Milan cukup difavoritkan.

Terima kasih Carletto! Kenangan yang luar biasa menonton Milan era Ancelotti yang oleh koran Bola sampai dijuluki Dream Team Part II. Semoga pengganti Ancelotti yang kemungkinan besar adalah Leonardo mampu memberikan prestasi yang lebih baik bagi Milan di masa mendatang, tetap mempertahankan permainan menyerang dan indah, dan juga mampu menumbangkan arogansi Inter Milan yang semakin hari semakin annoying. Forza Milan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar