Minggu, 29 November 2009

Album Review - Humbug (Arctic Monkeys)

Slower songs & heavier sound! Begitulah kesan yang timbul ketika kita mendengar album ke 3 kuartet asal Inggris ini. Konon anggota Arctic Monkeys terinfluence dengan musisi di era Classic Rock seperti Cream, Jimi Hendrix, dan Black Sabbath ketika membuat album ini. Meski sedikit beda gaya, ke 10 lagu di album ini tetap memiliki tone khas Arctic Monkeys yaitu lagu yang catchy (meski tidak se-catchy 2 album pertama mereka, catchy dalam arti yang sedikit berbeda), riff yang haunting dan lirik unik Alex Turner. Humbug bukanlah tipe album “sekali denger langsung enak” melainkan tipe album yang harus sering kita dengar untuk tahu “enaknya dimana”.

            Moment terkuat di album ini menurut saya adalah 3 lagu pertama pembuka album. Dengan style lagu pertama yang langsung berbeda dibandingkan lagu pembuka di 2 album awal Monkeys, Humbug dibuka dengan lagu slow heavy namun haunting, My Propeller. Dilanjutkan oleh single dengan video klip nyentrik (Arctic Monkeys bermusik di atas sekoci), Crying Lightning. Track ke 3, Dangerous Animals bisa dibilang lagu rock Monkeys dengan suasana yang lebih teler dibanding Fake Tales Of San Francisco.

            Lagu teler favorit lainnya adalah lagu Fire And The Thud. Lagu ini memiliki lirik keren ala Alex Turner (The day after you stole my heart, Everything I touched told me it would be better shared with you). Lagu memorable Humbug lainnya adalah Secret Door, Dance Little Liar & lagu personal favorite saya, Cornerstone. Cornerstone adalah lagu ballad yang melodius dibanding lagu-lagu lainnya yang gelap. Lirik lagu ini bercerita tentang rasa kehilangan mantan pacar yang luar biasa sehingga sang karakter dalam lagu ingin memanggil setiap gadis yang mirip dengan pacarnya dengan nama pacarnya dulu. “Please can I call you her name?” Lagu dengan melodi & lirik mantap ini dipastikan menjadi salah satu lagu fan favorite. Video klip simple lagu yang menjadi single ke 2 Humbug ini juga wajib disimak.

Perubahan gaya indie/alternative rock Arctic Monkeys tidak hanya dari segi lagu, penampilan band ini juga berubah total. Alex Turner (vokal, gitar), Jamie Cook (gitar), dan Nick O’Malley (bass) memanjangkan rambut mereka ala hippie 60an sehingga mereka terlihat lebih dewasa & keren. Image ini buat saya menjadikan mereka band terkeren Inggris sejak The Libertines! Sikap perubahan gaya & musik Monkeys akan membuat fans mereka seakan-akan terbelah 2 / terbagi menjadi 2 kubu antara yang pro & kontra dengan perubahan ini. Hal ini mengingatkan kita akan musisi besar lainnya yang selalu berevolusi & menolak status quo seperti The Beatles, Queen, Miles Davis, David Bowie, dll.

Humbug adalah album Arctic Monkeys terfavorit saya karena bagi saya Arctic Monkeys sedang berkembang ke arah musikal yang lebih baik lagi, jauh meninggalkan band seumuran mereka. Humbug menunjukkan kemampuan Alex Turner cs. membuat melodi bagus dalam gaya & sound yang berbeda. Sikap & musik mereka yang menolak untuk menjadi satu gaya dengan musisi lain di era 2000an lain semakin jelas terlihat di Humbug yang heavy. Meski menurut beberapa kritikus & fans album ini tidak sebaik 2 album sebelumnya, namun bagi saya suatu saat Humbug akan dipandang menjadi salah satu rilisan terpenting dalam katalog Arctic Monkeys.

Sedikit kritik untuk packaging album Humbug dalam format CD. Seperti kebanyakan CD keluaran baru, CD Humbug seperti bergaya mirip replica Vinyl yang annoying karena akan membuat CD gampang lecet & tidak tahan lama. Sangat disayangkan, meski cover Humbug terlihat keren dalam packaging ini. 8.5/10.

1 komentar:

  1. lagu tercepat dari arctic monkeys, pretty Visitors emang mantap jiwa. Crying Lightning Lirik perfect Musik nya nendang di telinga.

    BalasHapus